Rabu, 28 Januari 2009
Artikel Umum
Berbicara tentang komunitas Muslim di Amerika tentu berbicara tentang sesuatu yang selalu hangat untuk dibahas. Sejak kejadian 11 September, komunitas Muslim Amerika menjadi sorotan oleh berbagai kalangan, khususnya kalangan media massa. Oleh karenanya, isu komunitas Muslim di Amerika memang tidak pernah membosankan untuk didiskusikan.
Tragedi 11 September, bagi komunitas Muslim memang menjadi awal mala petaka yang hampir tidak berkesudahan. Tidak saja karena memang tidak sedikit juga dari kalangan umat Islam yang menjadi korbannya. Tapi yang paling menyakitkan adalah seolah umat ini tidak menjadi bagian dari korban (victims). Bahkan sebaliknya, dituduh atau minimal dipersepsikan secara sistematis sebagai pelaku, sponsor, atau menyetujui dan senang dengan kejadian tersebut.
Sejak itu pula komunitas Muslim berada pada posisi depensiv, dan dari hari ke hari semakin tersudutkan. Tersudutkan oleh berbagai kebijakan pemerintah, tersudutkan oleh pemberitaan media massa, tersudutkan oleh imej dan persepsi masyarakat luas tentang agama mereka, dan bahkan tersudutkan oleh persepsi mereka terhadap diri mereka sendiri. Maksud saya, karena sedemikian dahsyatnya berbagai tuduhan itu, seolah semua itu menjadi kebenaran mutlak yang tidak mungkin di tantang (challenged), dan karenanya harus diterima apa adanya, termasuk oleh kaum Muslim sendiri.
Afiliasi Partai
Secara umum, masyarakat Muslim di Amerika tidak berafiliasi buta kepada salah satu dari dua partai politik besar Amerika, Demokrat dan Republikan. Sebagian memang ada yang demokrat, seperti warga Muslim Afro Americans. Namun tidak sedikiti juga yang berafiliasi ke partai Republikan.
Mereka yang memilih berafiliasi dengan partai Demokrat menilai bahwa partai ini dalam sejarahnya memang lebih bersahabat dengan warga minoritas, termasuk di dalamnya umat Islam. Selain itu, dari perspektif idiologi, kaum Demokrat tidak dibajak oleh idiologi Kristen fundamentalis dalam kebijakan-kebijakannya.
Di lain pihak, mereka yang memilih untuk berafiliasi dengan partai republikan didorong oleh pandangan-pandangan konservatisme Repubikan dalam berbagai isu sosial, isu aborsi dan perkawinan sejenis misalnya. Bahwa secara moral, idiologi partai Republikan lebih cenderung kepada konsep-konsep agama secara umum.
Namun dapat dipastikan, pada pemilu kali ini mayoritas, jika tidak semuanya, pemilih dari kalangan komunitas Muslim akan memilih calon dari Demokrat. Sebabnya adalah prustrasi dan perasaan kecewa yang sangat dalam atas apa yang dianggap oleh komunitas Muslim sebagai pengkhianatan capres Republikan ketika itu, George W. Bush. Kumpulan suara (block voting) umat Islam di tahun 2000 yang diberikan kepada calon presiden Bush ketika itu, ternyata dikhianati oleh Presiden Bush dengan berbagai kebijakan di kemudian hari yang merugikan umat Islam.
Br. Habib Ahmed adalah Presiden dari ICLI (Islamic Center of Long Island) dan Dr. Wadud Bhuya adalah Presiden dari JMC (Jamaica Muslim Center) adalah contoh hal di atas. Keduanya adalah registered republicans. Tapi keduanya ikut pada acara temu muka dengan wakil-wakil dari capres dari partai Demokrat baru-baru ini dan masing-masing menyatakan mendukung salah satu dari dua calon kuat partai Demokrat itu.
Prustrasi dan kekecewaan masyarakat Muslim kepada pemerintahan Bush berdampak luas kepada pandangan dan sikap mereka dalam pemilu kali ini. Untuk itu, dapat dipastikan bahwa mayoritas, jika tidak semuanya, suara umat Islam akan diberikan kepada calon dari partai Demokrat kali ini. Dalam sebuah pertemuan yang dikelola oleh American Muslim Democratic Club baru-baru ini yang dihadiri wakil-wakil dari Barack Obama, Hillary Clinton dan John MacCain, hadir beberapa Muslim yang registered Republicans tapi menyatakan akan memilih Demokrat pada pemilihan presiden mendatang.
Penentuan Pilihan
Dalam politik ternyata memang ada gap (jurang) antara idealisme dan realita. Idealnya umat Islam harus memiliki calonnya sendiri untuk maju ke perebutan kursi kepresidenan. Sayang, realita mengatakan bahwa hal itu masih belum memungkinkan, dan barangkali justeru akan merugikan komunitas Muslim itu sendiri. Kerugian yang kita maksud tentunya adalah, selain umat Islam memang belum siap bersatu di bawah satu atap partai politik, juga karena tingkat kesalah pahaman masyarakat kepada agama ini dan pemeluknya sangat tinggi.
Maka, memaksakan diri untuk memiliki calon sendiri sama dengan melakukan sesuatu yang sia-sia. Namun demikian, di sisi lain sebenarnya ada positifnya. Dengan adanya calon yang beragama Islam, masyarakat Amerika akan melihat agenda sesungguhnya yang ada di benak kaum Muslimin. Bahwa kaum Muslimin dalam melakukan perjuangan tidak ekslusif, tapi sebaliknya, bertujuan untuk memprjuangkan American interest (kepentingan Amerika). Dan ini akan membangun trust (kepercayaan) di kalangan masyarakat Amerika untuk calon-calon masa depan, sekaligus dapat membangun self confidence (percaya diri) umat Islam itu sendiri.
Namun secara realita, nampaknya memang belum masanya untuk memajukan calon dari kalangan warga Muslim. Maka, yang paling realistis untuk dilakukan oleh masyarakat Muslim adalah memilih calon presiden yang paling dekat kepada idelisme dan cita-cita Islam. Kalau ternyata secara idealisme tidak ada, maka yang dipilih adalah calon yang kecil madharatnya. Maksud saya adalah calon yang kira-kira tidak menempatkan umat Islam pada sisi yang berseberangan, khususnya dalam konteks perang terhadap terorisme.
Dari semua ini, nampaknya pilihan masyarakat Muslim Amerika kali ini memang menjadi pilihan yang dilematis. Dari seluruh kandidat yang ada, nampaknya masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Maka, untuk menentukan pilihannya, komunitas Muslim akan melihat secara teliti siapa di antara kandidat yang paling sedikit madharatnya (akhaf ad dhorarain).
Sebagaimana disebutkan terdahulu, secara pertimbangan moral sosial, komunitas Muslim cenderung untuk memilih kadindat Republikan yang dinilai lebih konservativ. Tapi dengan melihat kepada berbagai relaita pahit yang terjadi saat ini, khususnya jika melihat kepada kebijakan luar negeri, dan lebih khusus lagi relasinya dengan perang Timur Tengah dan isu Israel-Palestina, juga termasuk apa yang disebutkan sebagai war on terrorism nampak bahwa capres dari partai Demokrat jauh lebih bersahabat.
Kandidat Demokrat dalam berbagai visinya dapat dikatakan lebih manusiawi (humanis) dan rasional dalam menawarkan berbagai kebijakan luar negerinya. Sementara capres dari partai Republikan lebih kaku dan dahkan cenderung tidak rasional, dan lebih berbahaya, mereka sangat dipengaruhi oleh idiologi Kristen radikal, Evangelist, yang memang pendukung utama negara Israel.
Antara Hillary dan Barack
Dengan mundurnya John Edward dari persaingan pencalonan dari partai Demokrat, kini tinggal dua kandidat dari partai ini yang akan dipilih. Dari kedua calon ini, manakah yang lebih cenderung dipilih oleh masyarakat Muslim?
Menimbang-nimbang dua kandidat ini memang cukup rumit. Secara umum, masyarakat Muslim cenderung untuk menjatuhkan pilihannya pada Barack Obama. Pertimbangannya bukan karena ras, gender, dan bukan pula karena adanya keterkaitan latar belakang keluarga ayah Obama yang Muslim. Tapi memang visi yang diajukan Obama nuansanya lebih menjamin perubahan yang dijanjikan.
Barack Obama memang memiliki daya tarik luar biasa. Umurnya yang masih relative muda, cerdik dan tajam dalam menganalisa berbagai isu yang ada. Walaupun ada kekhawatiran bahwa Obama masih kurang berpengalaman, namun melihat kepada pandangan-pandangannya yang tajam mengurangi kekhawatiran tersebut. Memang dalam berbagai debat politiknya, isu experience versus judgment menjadi isu hangat. Hillary merasa lebih berpengalaman, tapi sebaliknya Obama yakin dengan pandangan-pandangannya yang lebih akurat.
Selain itu, penentangan Obama kepada perang Iraq dari awal juga memberikan kontribusi yang besar dalam kampanyenya. Sementara Hillary dipaksa oleh situasi untuk menyesali dukungannya kepada presiden Bush untuk menyerang Iraq di masa lalu. Hillay berada pada posisi defensive jika dihadapkan kepada realita bahwa dirinya pernah mendukung penyerangan Iraq dengan mengatakan kalau saja saya tahu ketika itu bahwa akibatnya seperti saat ini, pasti saya tidak akan memberikan dukungan saya. Sayang pernyataan itu oleh sebagian dinilai nasi sudah terlanjur menjadi bubur.
Hal lain yang menjadikan sebagian besar masyarakat Muslim mendukung Obama adalah sikapnya yang selalu mendahulukan diplomasi di atas penyelesaian militer. Bahkan dalam banyak kesempatan, Obama selalu mengatakan we must be courageous to speak to our friends and to our enemies. Keinginan baik untuk membangun komunikasi ini sendiri, termasuk dengan mereka yang dianggap musuh-musuh Amerika seperti Iran, adalah sikap positif. Komunitas Muslim cukup muak dengan kebijakan luar negeri Bush yang selalu mengedepankan aksi militer.
Di lain pihak, memang ada kekhawatiran dari beberapa kalangan, bahwa Obama kemungkinan besar tidak akan terpilih. Alasannya, Amerika belum siap dipimpin oleh seseorang non White (selain warga kulit putih). Hal ini mungkin benar, tapi mungkin juga salah. Jika kita melihat kepada demografi pemilih Obama, juga tidak kurang dari warga kulit putih yang memilihnya. Contoh terdekat barangkali adalah IOWA. Sebaliknya, ada juga kekhawatiran bahwa Amerika hingga kini belum siap dipimpin oleh seorang wanita.
Pada akhirnya memang, calon pemilih sibuk mendiskusikan antara pengalaman Hillary dan ketajaman pertimbangan (judgment) Obama. Hillary yang dianggap telah lama melanglang buana di Washington DC, sejak sebagai Ibu Negara hingga sebagai senator terpilih dari negara bagian New York menjadi modal utama dalam pemerintahannya nanti.
Tapi itupun dipertanyakan. Semua tahu bahwa pemerintahan G.W Bush didominasi oleh Wapressnya, Dick Cheney, yang telah melanglang buana dalam struktur pemerintahan Amerika. Toh, berbagai kebijakan yang dihasilkan dapat dikatakan justeru membawa bencana bagi Amerika dan dunia saat ini.
Memilih Adalah Sebuah Keharusan
Akhirnya, siapapun nantinya yang akan dipilih oleh komunitas Muslim, memilih memang menjadi sebuah keharusan dalam konteks masa kini. Perdebatan klasik tentang boleh tidaknya seorang muslim untuk berpartisipasi dalam tatanan politik sekuler, seharusnya dikesampingkan demi kepentingan yang lebih besar.
Sebagaimana disebutkan oleh banyak kalangan, kebijakan-kebijakan pemerintahan G.W. Bush yang sangat dilandasi oleh emosi 11 September, telah kehilangan pertimbangan rasional dan mata nurani. Atas nama keamanan (security), baik domestic maupun internasional, dilahirkan berbagai kebijakan yang secara langsung atau tidak mematikan kapasitas Amerika sebagai negara percontohan, khususnya dalam hal hak-hak dasar manusia (human rights).
Bahkan lebih jauh kebijakan-kebijakan itu membawa dampak negative dalam berbagai aspek kehidupan, baik secara ekonomi maupun sosial. Yang lebih terasa adalah imej Amerika di mata internasional sangat jatuh.
Hal ini menjadi alasan mengapa komunitas Muslim Amerika harus melakukan hak pilihnya. Intinya, dengan melakukan hak pilihnya, komunitas Muslim dapat menjadi pendorong untuk mewujudkan janji-janji politik semua kandidat dalam perubahan. Kata perubahan itu sendiri sebenanrnya merupakan tamparan keras bagi pemerintahan G.W. Bush yang segera perlu diakhiri.
Dari pandangan Islam sendiri, dan dengan melihat kepada keadaan sekarang ini, memilih calon presiden yang dianggap paling credible untuk segera menggantikan administrasi sekarang adalah sebuah keharusan. Minimal ada 4 alasan utama:
Pertama, konsep Amar makruf dan nahi mungkar. Ikut dalam memilih calon presiden Amerika yang lebih baik dalam kebijakan-kebijakannya menjadi perangkap efektif untuk mengurangi atau menghapus berbagai kemungkaran dalam berbagai kebijakan pemerintah Amerika saat ini.
Kedua, dalam kaedah usul fiqh disebutkan, “sebuah kewajiban tidak menjadi sempurna kecuali dengan adanya suatu hal, maka suatu hal itu hukumnya menjadi wajib pula (ma laa yatimmu alwajibu illa bihi fahuwa wajib). Menghentikan berbagai kebijakan yang dianggal tidak adil (zalim) adalah kewajiban. Dan proses politik adalah pendekatan yang paling efektif untuk melakukan itu.
Ketiga, konsep ta’awun alal birri wattaqwa (tolong-tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan). Umat Islam di Amerika harus membangun jaringan kerjasama dengan the like-minded people untuk melakukan perubahan administrasi yang tidak menguntungkan. Koalisi dengan mereka dalam memilih calon yang terbaik adalah jalannya.
Keempat, bahwa seorang Muslim di mana saja hidup dia berkewajiban untuk menjadikan tempat itu sebagai tempat yang ahsan (terbaik). Umat Islam di negara ini, baik immigrant maupun terlahir di bumi Amerika, memiliki kewajiban untuk menjadikan Amerika sebagai tempat yang lebih baik bagi semua orang. Presiden adalah orang pertama untuk menjadikan negara ini terbaik, dan oleh karenanya memilih presiden yang baik adalah menjadi sebuah keharusan.
Dengan demikian, tidak diragukan bahwa komunitas Muslim Amerika dapat melakukan peranan besar untuk mewujudkan perubahan yang dijanjikan oleh para kandidat presiden Amerika. Tapi hal ini dapat terwujud jika disadari bahwa bersikap pro aktif, termasuk dalam proses politik di Amerika adalah sebuah kerja mulia, bukan sebaliknya. Tapi mampukah kita menembus wawasan berfikir konvensional yang selalu melihat bahwa politik adalah jahat ?. Tentu tergantung bagaimana dan dari prospektif mana kita menilai! Allahu a’lam.
Rabu, 21 Januari 2009
PERANGKAT MENGAJAR
NAMA INSTRUKTUR : NURHADI
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
TAHUN PELAJARAN : 2008 / 2009
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 3 TEGAL
Jl. Gajah mada No. 72 D Telp./ Fax. 0283 356081 Tegal 52113
========================================================
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK ) NEGERI 3 TEGAL
Jl. Gajah mada No. 72 D Telp./ Fax. 0283 356081 Tegal 52113
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK N 3 TEGAL
TAHUN DIKLAT 2008/2009
SATUAN PENDIDIKAN : SMK N 3 TEGAL
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
MATA PELAJARAN : PDTB
KODE KOMPETENSI : 8BGN.GB
KELAS/SEMESTER : X / I
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami Ilmu Statika dan Tegangan
B. KOMPETENSI DASAR
1. Memahami besaranVektor, sistem satuan, dan hukum Newton.
2. Menerapkan besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen, dan kopel.
3. Membuat diagram gaya normal, gaya lintang, momen, dan menerapkan teori keseimbangan.
4. Memahami dan menerapkan teori tegangan
C. INDIKATOR
1. Besaran skalar, besaran Vektor, sistem satuan, dan Hukum Newton dimengerti dengan benar.
2. Gaya, momen dan kopel dihitung dengan besaran Vektor secara benar.
3. Konsep kesetimbangan dimengerti dengan benar .
4. Diagram gaya normal, gaya lintang, dan momen dihitung dan digambar dengan benar.
5. Konsep tegangan dimengerti dan diterapkan dalam perhitungan dengan benar.
D. ALOKASI WAKTU : ……………x 45 menit
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Sikap
Teliti dan cermat dalam memahami Ilmu Statika dan Tegangan.
b. Pengetahuan
Siswa dapat :
1.Memahami Ilmu dasar statika .
2. Memahami besaran scalar dan besaran vector.
3. Memahami system satuan.
4. Memahami Hukum Newton.
5. Memahami konsep gaya.
6.Memahami momen dan kopel.
7. Memahami penjumlahan gaya.
8.Menerapkan besaran vector dalam mempresentasikan gaya, momen dan kopel.
9. Memahami kondisi keseimbangan.
10. Memahami diagram gaya normal, gaya lintang, dan momen.
11. Menerapkan kondisi keseimbangan dan diagram gaya normal, gaya lintang, dan momen dalam perhitungan konstruksi bangunan.
12. Memahami tegangan.
13. Memahami tegangan normal ( tarik, tekan, geser ).
14. Menentukan jenis tegangan pada konstruksi dan menghitung dengan cepat dan benar.
F. MATERI AJAR
- Pemahaman Besaran Skalar dan Besaran Vektor
- Pemahaman Sistem satuan
- Pemahaman Hukum Newto.
- Penerapan konsep gaya dan momen.
- Menyusun dan menguraikan gaya.
- Kopel dan momen kopel.
- Gaya Resultante.
- Kondisi kesetimbangan diagram gaya normal, gaya lintang, dan momen.
- Konsep tegangan normal ( tarik, tekan, geser ).
G. METODE PEMBELAJARAN
- Ceramah
- Observasi
- Tanya jawab
- Tes tertulis
- Penugasan
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
· Masuk kelas dengan sikap yang meyakinkan dan berwibawa untuk memberikan kesan positip siswa.
· Mengucapkan salam dan memimpin doa.
b. Kegiatan Inti
· Apersepsi, penjelasan tentang besaran vector , system satuan, dan hukum Newton
· Penjelasan lingkup materi yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Akhir
§ Kesimpulan dan mengerjakan soal-soal latihan.
§ Memimpin doa sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
I. SUMBER BELAJAR
· Buku mekanika teknik.
· Modul Ilmu Statika dan Tegangan.
· Alat peraga.
J. METODE PENILAIAN
· Tes tertulis
· rObservasi
· Pemberian tugas
SOAL :
1. eSebutkan pengertian dari
a. Statika Bangunan
b. Vektor
c. Momen gaya
2. Besar Resultante gaya pada gaya pada gambar dibawah ini :
3. Dua buah gaya setitik tangkap bekerja pada sebuah benda. Gaya pertama sebesar 12 N bekerja ke timur. Sedangkan gaya kedua sebesar 5 N bekerja ke utara. Resultante kedua gaya tersebut adalah....
4. Resultante kedua gaya yang searah dan segaris kerja adalah..........
5. Dua gaya F1 = 525 N dan F = 475 N bertitik tangkap sama tetapi berlawanan arah. Besar resultante kedua gaya adalah.......
Soal 2
1. P = 5 ton
A B
7 M 6 M
2. P=7ton
A 35° B
8 M 7,5 M
3. A P1=3T P2=4T B
4M 3M 4M
4.
P1=1T P2=2T P3=3T
A B
3M 3M 2M 3M
5.
q=3 t/m
A B
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) 3
Jalan Gajahmada No.72 D Telpon (0283) 356081
Tegal Kode Pos 52113
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK N 3 TEGAL
TAHUN DIKLAT 2008/2009
SATUAN PENDIDIKAN : SMK N 3 TEGAL
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
MATA PELAJARAN : PDTB
KODE KOMPETENSI : 8BGN.GB
KELAS/SEMESTER : X / II
A . STANDAR KOMPETENSI
Memahami Ilmu Statika dan Tegangan
B. KOMPETENSI DASAR
1. Memahami bagian-bagian bangunan gedung.
2. Menerapkan jenis pondasi yangn tepat untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya.
3. Memahami macam pekerjaan batu bata dan menerapkan sesuai dengan kebutuhan dalam mendirikan bangunan.
4. Memahami dan menerapkan macam-macam sambungan kayu.
5. Memahami dan menerapkan penggunaan macam-macam konstrusi pintu dan jendela dari kayu dalam suatu bangunan.
6. Menganalisa konstruksi dan menentukan bentuk atap sesuai dengan bentuk denah atap.
C. INDIKATOR
1. Bagian-bagian bangunan gedung telah dimengerti .
2. Pemasangan papan bangunan serta menentukan jenis pondasi serta ukuran-ukurannya berdasarkan persyaratan teknis telah dimengerti.
3. Pengetahuan bata, konstruksi dinding bata, lengkungan, serta pertebalan dinding telah dimengerti.
4. Pengetahuan sambungan kayu memanjang, melebar, sudut-sudut pertemuan telah dimengerti.
5. Pengetahuan konstruksi pintu, jendela, dan detailnya telah dimengerti.
6. Konstruksi dan penentuan atap telah dimengerti.
D. ALOKASI WAKTU ……………x 45 menit
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Sikap
Teliti dan cermat dalam memahami Ilmu Statika dan Tegangan.
b. Pengetahuan
Siswa dapat :
1.Memahami pengertian dasar bangunan, fungsi pokok, bagian-bagian konstruksi, serta macam-macam jenis tanah.
2. Memahami cara pemasangan patok ( titik duga ), pengertian dan fungsi dari papan bangunan serta pelaksanaannya.
3. Memahami macam-macam dan jenis pondasi, penggunaan, serta ukuran pondasi, serta memilih jenis pondasi sesuai dengan jenis tanahnya.
4. Memahami macam-macam, ukuran , cara menghitung jumlah, bahan campuran, macam ikatan, konstruksi dan mengidentifikasikan penggunaan pasangan batu bata.
5. Memahami sifat-sifat kayu
6.Memahami macam-macan sambungan , serta mengidentifikasikan sambungan kayu sesuai dengan kebutuhan.
7.Memahami macam-macam konstruksi pintu, jendela sesuai dengan fungsinya.
8.Memahami perencanaan pintu dan jendela serta mengidentifikasikan sesuai dengan kebutuhan.
9. Memahami tentang bahan penutup atap, macam-macam bentuk atap serta mengidentifikasi bentuk atap,jenis kuda-kuda, dan konstruksi rangka atap sesuai bentuk denah bangunan.
F. MATERI AJAR
1. Pengertian dasar bangunan
2. Fungsi pokok bagian-bagian dari konstruksi bangunan.
3. Macam-macam tanah sesuai dengan pekerjaan pondasi.
4. Pengertian fungsi dan syarat pemasangan dari papan bangunan.
5. Macam-macam jenis, ukuran pondasi.
6. Pengenalan tentang batu bata, serta perhitungan jumlah bata tiap m3.
7. Macam-macam ikatan, konstruksi pasangan batu bata.
8. Sifat-safat, macam sambungan kayu.
9. Macam-macam konstruksi jendela, pintu dan perencanaannya.
10. Macam-macam konstruksi bentuk atap, jenis-jenis kuda-kuda dan konstruksi rangka atap.
G. METODE PEMBELAJARAN
- Ceramah
- Observasi
- Tanya jawab
- Tes tertulis
- Penugasan
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
· Masuk kelas dengan sikap yang meyakinkan dan berwibawa untuk memberikan kesan positip siswa.
· Mengucapkan salam dan memimpin doa.
b. Kegiatan Inti
· Apersepsi, penjelasan tentang bagian-bagian bangunan gedung.
· Penjelasan lingkup materi yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Akhir
§ Kesimpulan dan mengerjakan soal-soal latihan.
§ Memimpin doa sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
I. SUMBER BELAJAR
· Buku Ilmu Bangunan Gedung
· Modul Ilmu Bangunan gedung.
· Kunjungan Industri yang relevan.
· Buku kerja batu dan beton.
J. METODE PENILAIAN
· Tes tertulis
· rObservasi
· Pemberian tugas
PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) 3
Jalan Gajahmada No.72 D Telpon (0283) 356081
Tegal Kode Pos 52113
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMK N 3 TEGAL
TAHUN DIKLAT 2008/2009
SATUAN PENDIDIKAN : SMK N 3 TEGAL
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
MATA PELAJARAN : MENGGAMBAR TEKNIK II
KODE KOMPETENSI : 10BGN.GB
KELAS/SEMESTER : X / I
A. Standar Kompetensi :
Menggambar Garis Singgung Lingkaran.
B. Kompetensi Dasar :
- Melakukan persiapan pekerjaan menggambar garis singgung lingkaran
- Menggambar garis singgung melalui sebuah titik pada lingkaran
- Menggambar garis singgung melalui sebuah titik di luar lingkaran
- Membereskan pekerjaan
C. Indikator :
- Macam-macam bentuk geometri dan istilah dikenali dan dipahami
- Sebuah lingkaran dengan titik pusat (titik O) dan diameter yang telah ditentukan digambar
- Sebuah titik singgung (misalnya titik A) pada lingkaran di sembarang tempat ditentukan kemudian garis lurus ditarik dari titik O ke titik A
- Lingkaran pertama dengan titik pusat (titik O) dan diameter yang telah ditentukan digambar
- Sebuah titik (misalnya titik A) digambar di luar lingkaran dengan jarak yang ditentukan
- Titik O dan titik A dihubungkan dengan sebuah garis lurus sehingga membentuk garis OA
- Garis OA dibagi dua sama besar dengan oleh sebuah garis pada satu titik (titik C)
- Sebuah lingkaran digambar dengan jari-jari CO yang memotong lingkaran pertama di dua titik (misalnya titik D dan E)
- Titik D dan E masing-masing dihubungkan dengan titik A dengan sebuah garis lurus yang membentuk dua buah garis singgung lingkaran pertama
- Hasil gambar diperiksa kesesuaiannya dengan perintah
D. Alokasi Waktu : x 45 menit (1x pertemuan)
E. Tujuan Pembelajaran
- Siswa mengetahui dan memahami cara menggambar garis singgung lingkaran.
- Siswa dapat menggambar garis singgung lingkaran dengan baik dan benar.
F. Materi Pembelajaran
- Menggambar garis singgung lingkaran yang telah ditentukan diamater dan titik pusatnya melalui titik singgung yang telah ditentukan pada lingkaran dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan gambar manual.
- Menggambar garis singgung lingkaran yang telah ditentukan diamater dan titik pusatnya melalui sebuah titik di luar lingkaran dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan gambar manual.
G. Metode Pembelajaran
- Demonstrasi.
- Tanya jawab.
- Pemberian tugas.
- Tutorial.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pertemuan Ke 1
Kegiatan Pendahuluan / Awal
- Berdo’a.
- Pembukaan.
- Memotivasi siswa
Kegiatan Inti
- Memperkenalkan gambar garis singgung lingkaran.
- Menjelaskan cara menggambar garis singgung lingkaran.
- Mengadakan tanya jawab.
- Memberikan tugas kepada siswa.
- Membimbing siswa menggambar garis singgung lingkaran.
Kegiatan Penutup / Akhir
- Menyampaikan hasil kerja siswa.
- Merapikan meja gambar beserta tempat duduknya.
- Membersihkan ruangan.
- Berdo’a.
I. Sumber Belajar
- Buku Petunjuk Menggambar Teknik.
J. Penilaian
a. Teknik penilaian : Pengamatan selama proses dan hasil kerja
b. Bentuk instrumen : Afektif, psikomotorik, kognitif.
Soal-soal :
1. Bagaimana menggambar garis singgung melalui sebuah titik pada lingkaran ?
2. Bagaimana menggambar garis singgung melalui sebuah titik diluar lingkaran ?
3. Gambarlah kedua jawaban diatas pada kertas gambar A.3, ukuran disesuaikan dengan kertas gambar.
Jawaban :
1. Sebuah lingkaran dengan titik pusat (titik O) dan diameter yang telah ditentukan digambar, Sebuah titik singgung (misalnya titik A) pada lingkaran di sembarang tempat ditentukan kemudian garis lurus ditarik dari titik O ke titik A, Dari titik A ditarik garis yang panjangnya sama dengan garis OA membentuk garis lurus (misalnya garis OB), Sebuah garis tegak lurus garis OB digambar melalui titik singgung A sehingga membentuk garis singgung lingkaran.
2. Lingkaran pertama dengan titik pusat (titik O) dan diameter yang telah ditentukan digambar, Sebuah titik (misalnya titik A) digambar di luar lingkaran dengan jarak yang ditentukan, Titik O dan titik A dihubungkan dengan sebuah garis lurus sehingga membentuk garis OA, Garis OA dibagi dua sama besar dengan oleh sebuah garis pada satu titik (titik C), Sebuah lingkaran digambar dengan jari-jari CO yang memotong lingkaran pertama di dua titik (misalnya titik D dan E), Titik D dan E masing-masing dihubungkan dengan titik A dengan sebuah garis lurus yang membentuk dua buah garis singgung lingkaran pertama.
c. Pedoman Penilaian :
Afektif : - Penggunaan alat Skor max. 20
- Kebersihan 10 - Waktu 10
Psikomotorik : - Garis 5 - Huruf/angka 20
Kognitif : - Proporsi 5
- Konstruksi 5
- Kelengkapan 10
- Detail 5
+
90
Tegal, Juli 2008
Guru Mapel
NURHADI
desainer arsitek
Tulisan ini ditulis untuk membantu anda mewujudkan poryek rumah idaman anda. Ditulis oleh Raul Renanda, seorang desainer arsitektur rumah tinggal di Jakarta, Indonesia. [raul renanda] www.renanda.com
Monday
Arsitek Indonesia
Arsitek di Indonesia, juga seperti profesi lainnya di Indonesia, secara umum masih merasa 'dibawah kelas' profesi yang sama di negara2 lain. Rasa 'minder' dan anggapan masyarakat bahwa 'produk indonesia' dibawah rata-rata masih terasa dominan.
Namun bila kita teliti lebih lanjut, terkadang, perbandingannya lah yang tidak sesuai. Sering kita membandingkan para arsitek kita dengan arsitek 'kelas dunia'. Misalnya, arsitek top dari Amerika.
Yang kita tidak sadari adalah, para arsitek top ini, juga merupakan 'arsitek top amerika', yang berarti, di mata arsitek 'umum' di amerika, merekalah yang paling bagus. Sementara, banyak arsitek di Amerika atau negara maju lainnya, sebernarnya, dapat kita anggap 'biasa' saja, atau tidak lebih bagus dari arsitek lokal.
Seperti misalnya, acara TV 'Sex and the City' dan acara TV lainnya yang sejenis, yang mungkin secara umum, kita anggap adalah bagian lifestyle dari warga di Amerika pada umum. Single adult woman yang penuh dengan 'kegiatan' seksual dalam hubungan dengan pria mana saja yang mereka suka. Terasa sangat liberal dan bebas dari kungkungan 'moral'.
Kembali lagi kita harus melihatnya, bahwa serial TV ini, adalah 'mimpi'nya orang Amerika juga, dalam arti, tidak realistis menggambarkan 'value' sehari-hari warga Amerika pada umumnya.
Apakah ada wanita2 seperti ini? pasti ada. Disini pun juga ada. Tetapi apakah ini menggambarkan lifestyle single woman di Amerika pada umumnya, jawabannya kemungkinan besar adalah tidak. Bahkan saya berani menebak banyak wanita di Amerika yang jauh lebih konservatif dibandingkan wanita di Indonesia.
Secara garis besar, manusia itu sama dimana saja.
Lalu hubungannya dengan arsitek di Indonesia apa?
Nasibnya hampir sama, dimana arsitek indonesia, menjadi korban image yang telah terbentuk selama ini, kelas kambing. Bila saya dilahirkan sebagai anjing, tetapi orang tua saya menggangap saya kambing dan memberi makan seperti layaknya kambing, teman-teman saya bilang saya itu benar kambing, guess what?walau saya berdiri didepan cermin, saya pun akan berkata, saya kambing.
Saya, dan arsitek indonesia lainnya, lupa untuk mengonggong.
Bila anda, sedang mencari arsitek untuk proyek rumah anda, hal yang terpenting justru memberikan motivasi kepada sang arsitek ini, agar dapat berani bekerja diluar apa yang selama ini ia kerjakan. Berikan tantangan dan dukungan kepadanya.
Mungkin anda merasa konyol untuk melakukan hal ini. But trust me, bahkan bila anda melihat sang arsitek ini sudah cukup baik hasilnya, tetap tantang ia agar bisa lebih baik lagi. Bangunkan arsitek ini dari ingatkan bahwa ia bisa mengonggong.
Saya sendiri sering kehilangan motivasi dalam bekerja. Dan klien yang baik, justru adalah para klien yang membuat saya 'menggonggong' lebih keras. Mengingatkan kepada saya, saya bukanlah, kambing.
Bila sang arsitek diberi motivasi, ia akan memberikan hasil yang baik, dan berarti, untuk para klien, itu adalah keuntungan yang luar biasa, dimana sang arsitek dapat memberikan hasil yang terbaik untuk kita.
Posted by Raul Renanda at 10:41 AM
Reactions:
Makalah Arsitek Indonesia
Arsitek Indonesia
Arsitek Indonesia
Arsitek
Profesi arsitek di Indonesia masih baru. Di zaman sebelum perang dunia II di Technische Hoge School (THS) yang kini menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB) hanya ada yang disebut jurusan Sipil, di mana Bung Karno dulu pernah menjadi mahasiswa. Di THS negeri Belanda di Delft hanya ada jurusan yang disebut Bouwkunde (Ilmu Bangunan) yang menghasilkan arsitek-arsitek juga, tetapi lebih condong ke ilmu bangunan sipil. Kata sipil diambil dari sebutan kata civiel atau diterjemahkan sekarang: bangunan kepentingan masyarakat alias bangunan umum. Profesi arsitek pada dasarnya tidak lahir dari kalangan universitas atau perguruan tinggi, tetapi dari iklim magang para arsitek profesional di sanggar-sanggar, karena lebih digolongkan dalam profesi seni rupa. Arsitek-arsitek agung sebelum perang dunia II dan yang selalu memberi wajah serba baru kepada dunia bangunan sesudah kehancuran umum dunia maju 1945 seperti Mies van der Rohe, Groupius, Corbusier, kalau tidak salah Kenzo Tange juga, bukanlah sarjana-sarjana lulusan universitas, tetapi orang-orang genius buah sanggar-sanggar “swasta” yang dididik langsung oleh masyarakat arsitek dan kreativitas pribadi. Seperti pelukis dan pematung, seniman tekstil dan sebagainya. Di Jerman memang ada lembaga pendidikan desainer termashur yang bernama Bauhaus (Rumah Bangunan) yang secara integral dan total mencakup pendidikan segala cabang seni. Tetapi Bauhaus justru tidak ingin akademik. Inspirasi dasar Bauhaus adalah kehidupan riil masyarakat, khususnya perpaduan antara keperluan sehari-hari dan dunia serba baru yang sedang dicangkokkan ke dalam masyarakat, yakni dunia khas industrial. Yang punya filsafat hidup, budaya, dan selera yang sangat khas, sangat berlainan dari dunia budaya agraris.
Dari sejarah kebudayaan di mana pun memang kita melihat, bahwa arsitek, pelukis, pematung, para seniman dalam seni-bentuk memang adalah “putra-putri masyarakat”, bukan alumni perguruan tinggi formal. Bahkan di barat, hasil seni dari dunia akademi justru dilecehkan sebagai seni yang tidak otentik. Akademis artinya: buruk, klise, tidak inspiratif, tiruan, dan sebagainya yang negatif. Pertanyaan akademis juga bernada negatif: mengada-ada, tidak praktis, tidak hidup, tidak relevan. Walaupun di zaman antik, pertanyaan akademis justru bernilai metafisik yang tinggi. Tetapi, zaman industri yang dinapasi iptek memang lain problematika hidupnya.
Belum diakui penuh
Sebetulnya tidak sangat berbeda dari profesi-profesi lain yang semula belajar dari praktik kehidupan masyarakat, seperti ilmu ketabiban. Para sinsei di timur, timur tengah, dan barat belajar lewat proses magang dari para guru dan suhu di tengah masyarakat. Baru kemudian datanglah fakultas-fakultas kedokteran pada perguruan-perguruan tinggi formal. Ini sangat berhubungan dengan sifat dan proses birokratisasi juga yang tak terelakkan dalam masyarakat yang semakin canggih pengorganisasiannya.
Tetapi, dokter sudah (terpaksa) dihargai masyarakat. Arsitek belum. Orang sakit berakal sehat atau terpelajar datang ke dokter tidak dengan tuntutan minta pil kapsul ini, suntikan itu, mendikte si dokter obat apa yang harus diberikan agar dia sembuh. Tetapi kepada arsitek orang datang dengan seperangkat permintaan dan pendiktean sesuka selera. Harus seperti gedung ini dari Amsterdam, minta jendela seperti di Hongkong, harus pakai tiang ini dari Yunani dan harus meniru bentuk-bentuk yang “tidak kalah dengan” Singapura dan seterusnya. Arsitek bahkan dianggap lebih rendah daripada dukun, karena kepada dukun sekalipun orang tidak mendiktekan resep.
Mungkin karena pada pemberi order itu kebudayaannya masih belum beranjak dari demang despotik di zaman kolonial yang masih kelewat agraris, sehingga mereka bergaya seperti petani dungu yang sukanya mendikte dokter agar jangan diberi pil, tetapi disuntik saja biar cepat sembuh. Tetapi mungkin juga di arsitek belum dipercaya kemampuannya, dan membuktikan diri memang belum punya pendirian dan filsafat desain yang kuat sehingga tidak meyakinkan. Namun, boleh jadi orang punya suatu pemahaman tentang arsitektur yang keliru. Sehingga hasilnya adalah arsitektur murahan bahkan “kampungan” yang biasanya gado-gado asal comot sana comot sini karena memang itu yang diminta pemberi order. Kalau tidak memuaskan beliau-beliau, ditakutkan nanti tidak mendapatkan order basah dari klien yang kuasa, kaya baru tetapi tidak intelek, dan budayanya masih kampungan. Jadi praktis kriterianya: uang dan kemumpungan. Sampai terjadi, arsitektur Gedung Dewan Pertimbangan Agung di Jakarta berbentuk luar bahkan warnanya pun pleg-persis dengan gedung-gedung berarsitektur Germania Hitler, buah hasil retorika, patetik, dan patologis Menteri PU Nazi Albert Speer. Aneh, tetapi bagi yang tahu psikologi, sebetulnya tidak tidak aneh juga.
Maka harapan kita ingin berbudaya dan berkepribadian secara benar kepada para arsitek Indonesia, ialah: sudilah jangan main imitasi doang. Sudilah memberanikan diri menjadi dokter atau paling tidak dukunglah yang tidak mau serba didikte oleh klien atau pasien. Dan sumbangkanlah the best yang Anda punyai, yang Anda pelajari selama studi yang panjang. Jadilah seorang yang profesional dan jangan mau menjadi penyalur ide-ide suka pamer secara ngawur dari orang-orang yang biar punya duit dan kuasa, tetapi tidak paham budaya dan selera mulia.
Tidak mudah memang menghadapi orang yang tidak intelek dan tidak berperasaan halus, akan tetapi dokter yang sejati pun akan mengikuti tanggung jawab profesional dan hati nuraninya. Sebab semakin arsitek menjadi budak order, semakin martabat profesi arsitek merosot juga, dan semakin dilecehkan. Tukang roti atau koki jauh lebih tahu mana yang enak dan bergizi daripada sembarang awam. Memang masih sulit dan berat, tetapi akhirnya ini soal mati hidupnya profesi arsitek. Di negara maju arsitek juga bukan orang yang sembarang mau didekte dan hanya mengikuti pemberi order. Negeri kita pun akhirnya juga akan maju dan semakin berintelek. Kemarau panjang memang tidak enak, akan tetapi tidak ada situasi yang abadi. Oleh karena itu siapa selain arsitek sendirilah yang harus merintis akhirnya kemarau panjang ini. Sendirian sulit, tetapi mudah-mudahan secara bersama dalam Ikatan Arsitek Indonesia hal ini akan lebih dapat dipermudah.
Sebaliknya masyarakat juga perlu tahu, bahwa sejak zaman dahulu dan di sepanjang sejarah bangsa manusia khususnya bangsa-bangsa yang besar dan kreatif, arsitektur bukan cuma soal selera asal comot atau lonjakan-lonjakan nafsu belaka. Arsitektur adalah ekspresi dan wahana suatu kebudayaan, dalam pikir alam cita-cita dan ungkapan langsung paling jelas, bagaimana suatu masyarakat berfilsafat hidup dan menangani kehidupan. Secara benar ataukah ngawur? Punya kepribadian ataukah saling menjiplak? Semrawut atau punya batang pendirian yang kokoh? Berselera tinggi ataukah asal pinjam baju orang lain? Dan sebagainya. Memang susahnya istilah arsitektur adalah warisan barat yang diambil justru pada saat merosotnya pemahaman arsitektur di sana. Arsitektur (dari akar kata Yunani arche = yang sejati, yang asli, dan tektoon = yang stabil) datang dari dunia mencuatnya ilmu bangunan sipil. Belum menyatakan dimensi-dimensi kebudayaan dan realilitas kehidupan yang lebih riil dan lebih mulia. Kata Sanskrit vasthu atau di-Indonesia-kan wastu (dalam bahasa jawa kuna artinya: bangunan) jauh lebih memadai yang arti aslinya lebih kaya, berunsur, bernorma kehidupan, kesejatian, pengejawantahan bentuk dari prinsip-prinsip yang absolut, rencana komperehensif, sesuai dengan hierarki kehidupan, dan sebagainya. Diterjemahkan dengan bahasa modern: form giving in its totality. Dari bentuk sendok, periuk atau selot kunci, kloset WC, gergaji, kendaraan, jalan, dan barang-barang sehari-hari lain, rumah, gedung umum, istana, kampung, toko, pelabuhan, bengkel, sampai pada tata desa, tata kota, tata wilayah, tata negara, dan tata dunia. Total, komprehensif, holistik, sekaligus mendetail, yang makro dan bentuk yang paling mikro dari berbentuknya realitas total kehidupan manusia dan masyarakat. Dalam arti, menjelang tahun 2000 istilah wastu jauh lebih relevan daripada arsitektur.
Maka sebetulnya dalam kampus jurusan arsitektur telah terjebak historis dimasukkan ke dalam fakultas teknik. Mestinya ke dalam fakultas ilmu-ilmu politik atau ilmu-ilmu kemasyarakatan. Di situlah ilmu wastu akan mendapat tempat yang paling wajar, karena sangatlah erat hubungannya dengan segala yang menata dan membentuk masyarakat. Dan yang akan menemukan relevansinya yang paling benar sebagai salah satu komponen konstitutif dari kebijakan yang lebih luas, memberi bentuk yang paling relevan dan pas bagi seluruh kehidupan real demi masyarakat yang relevan dan pas pula dengan kebudayaan hidupnya.
Tetapi memang, banyak variabel warisan sejarah yang masih sangat menghalang-halangi suatu renovasi yang cocok dengan kodrat permasalahan. Tetapi bolehlah untuk zaman sekarang dan mendatang letak jurusan arsitektur dalam dunia kampus terlanjur salah, asal saja para arsitek tidak salah meletakkan diri.
(disadur dari milis IAI 24 November 2007; pengirim: Erwinthon P. Napitupulu)
oleh Y.B. Mangunwijaya
Kompas, 16 September 1993
Design Build And Renovate Your Home Indonesia Service
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872
Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi
DATA DIRI
TTL : TEGAL, 5 JUNI 1974
PEKERJAAN : STAF GURU TGB SMKN3 TEGAL
ALAMAT : JL.Gajahmada No.72 D TEGAL